Kamis, 08 Desember 2011

Bayangkan ini :


Diberapa legenda dan sejarah india, orang jaman dulu bisa terbang dan menguasai elemen elemen selayaknya kartun avatar the legend of aang. Ini merupakan teori yang cukup mungkin karena kekuatan manusia yang terkuat adalah pikiran kita. Dan manusia telah umum dikenal hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuan otaknya, dan mungkin selebihnya kita tidak tahu bagaimana kemampuan manusia yang sebenarnya. Hanya berberapa orang saja yang memiliki kelebihan mental dan itupun sulit dijangkau oleh hard science namun kita sudah berusaha untuk mencapai kesana.

Seiring dengan perkembangan jaman, manusia semakin terhanyut oleh manusia lain, membiarkan dirinya dibatasi oleh orang-orang tertentu dan mengikuti paham-pahamnya. Saya tidak berusaha mengecilkan agama, namun jelas peran sosialnya cukup mengorganisir manusia menjadi homogen dan terkadang tidak memiliki pendirian. Industrialisme membuat manusia semakin parah menjadi budak yang memang sudah sejadi-jadinya smenjak adanya pemimpin-pemimpin dari kuasa tuhan dst. Manusia menjadi terobsesi pada hal-hal tertentu terutama uang yang hanya merupakan alat penukaran dan disanalah prioritas dan pemikiran manusia semakin sempit dan semakin sulit untuk menerima segala kemungkinan, dan mengulangi sains yang jelas-jelas sudah ada sebelumnya  namun karena agama dan komunitas-komunitas tertentu terlalu mengatur pemahaman kita tentang hidup.

Saya percaya dengan realita kita untuk mengatur hidup sejajar dengan idealisme kita, anything is possible. Namun kita terlalu takut untuk bermimpi sehingga seperti ada batas antara pikiran kita dengan apa yang didepan kita. Lucunya sekarang, orang-orang mulai menggali lagi cara untuk menggapai idealisme tersebut kedalam suatu realita dengan membuat suatu dimensinya tersendiri dengan menggunakan teknologi. Ya jelas internet. Disana orang mampu menjadi siapapun dan apapun. Jika sesuai dengan peninjauan steve jobs atau orang-orang bervisis lainnya kemungkinan dunia media akan mampu menguasai realita kita yang sudah ada dan dunia internetlah yang menjadi realita kita. Sekarang tidak ada batas lagi antara yang mana yang nyata atau salah. Ini sungguh mengingatkan saya dengan satu episode twilight zone “dreams for sale” dimana mengambil tempat dimasa depan, ketika manusia semua zombie pekerja (lebih parah dengan sekarang) dan hiburan mereka atau jeda mereka adalah masuk ke dunia mimpi yang di bisniskan. Disana mimpi mereka merupakan hal-hal yang sederhana seperti sekarang, keluarga kecil yang bahagia, mungkin keluar dari keadaan mereka yang sebenarnya, namun mereka lama-lama terhanyut kedalam mimpi itu dan pikirannya menjadi berantakan. Ada satu wanita yang memilih kedunia itu dan akhirnya meninggal dunia.

Di saat sekarang sudah banyak terbukti remaja-remaja meninggal dunia karena terlalu banyak bermain game dan juga yang bunuh diri karena tak tahan dengan realita yang ada. Mereka lebih memilih masuk kedalam media dan mencari kebahagiaan yang animatif ataupun artificial buatan), lama kelamaan kita merasakan bahwa batas realita dan dunia artificial (internet atau media lain) begitu vague (tidak jelas) karena mereka terus memprovokasi kita, merayu-rayu kita. Atau apakah memang orang orang sekarang yang berada dalam realita kita begitu kejam, memperbudak kita dengan norma-normanya yang tidak masuk akal, kapitalis yang ujung-ujungnya sosialis, berusaha mewadahkan kita kedalam kotak-kotak dan segalanya instan tapi hambar. Sehingga kita semua larut kedalam pilihan yang begitu berantakan, mungkin jika kita tidak berada ditengah-tengah adu domba kepentingan antar kuasa (baik negara, politik agama dalam masyarakat) kita mampu mencari kebahagiaan yang nyata dan juga menjadi tuhan atas diri dan hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar