Bacaan ini baru berdasarkan asumsi belaka, belum mencapai titik pengambilan teori. adapun bereberapa pernyataan saya perlu dijadikan pertimbangan dan pemikiran untuk selanjutnya.
INTRO
bisa dikatakan, ini pertama kalinya aku berpetualang di duni Youtube. Internet telah berkembang begitu cepat semenjak ingatanku (lebay). tapi memang. sekarang Youtube dipenuhi iklan dimana-mana. hampir setiap website selalu ada banyak pop up dan iklan-iklan yang menyebalkan yang menghabiskan Kb. yang paling menyebalkan adalah iklan bagaimana seorang ibu rumah tangga lah atau seorang pria lah yang menghasilkan puluhan juta dalam sebulan karena internet. Justru yang seperti itu semakin menabah kandidat pop up dan iklan nantinya. jujur saya, saya sekarang semakin malas berada di Internet, walau seperti candu, tapi banyak orang-orang brengsek disini, karena memang ini satu-satunya tempat dimana kita bisa menjadi sedikit brengsek kepada orang lain tanpa banyak jeratan hukum. namun kelebihan karena banyak anak muda antara 10-17 tahun yang sering surfing dan banyak belum tahu etika (dan karena identitas mereka tak tampak), internet seakan dipenuhi oleh orang-orang bar-bar
oke, kembali ke Youtube. baru saat-saat ini aku sadar bahwa youtube itu seperti mesia social networking layaknya facebook dan twitter (telat banget ya) namun sebenarnya lebih keren dari pada itu. karena kita bukan hanya bisa share status dan profile tapi memang yang diutamakan video. aku menonton begitu banyak video yang menarik namun kebanyakan adalah video yang menyerap sia-sia waktu hidupku didunia ini (lebay lagi). aku seakan melihat "what this world has become" karena berberapa video menunjukkan suatu pola sosial yang menarik (mungkin akan dibahas diartikel berikutnya mengenai seni kontemporer, globalisasi dan transparansi). diantara video itu aku kebanyakan menemukan anak muda yang kebanyakan lagi-laki melakukan adegan-adegan lucu, ataupun gaya wacana/berita yang disisipi juga oleh adegan adegan lucu. aku sih tidak begitu heran dengan keadaan ini, karena aku sering bersarkasme bahwa kebanyakan internet addicts merupakan anak-anak yang berusia belasan hingga dua puluhan, ya bisa ditebak anak-anak nerd, geek, techno dst yang kesepian karena tidak bisa meraih pergaulan di dunia nyata sehingga beralih ke maya (wuihhh kejam amat!). tapi nyatanya begitu sebagai konsekuensi dari anonymousity (persembunyian identitas) dari media ini. sehingga orang bisa mengubah image atau membuat image baru sesuai dengan keinginannya.
Karena status spectator terbanyak dari internet sudah jelas, maka sudah jelas juga video-video yang seperti apa paling banyak ditonton. well mungkin rajanya sudah diambil oleh video klipnya justin beiber (yang melebihi setengah milyar!) kelanjutannya merupakan video-video klip dari artis lain seperti katy perry atau lady gaga. tapi cukup tentang video-video yang menggunakan tenaga hollywood untuk membuatnya dan memang tujuannya untuk menjual ke khalayak, rupanya saya menemukan berberapa video-video anak-anak muda (laki-laki 20an) yang awalnya berupa suatu usaha iseng-iseng namun kini menjadi bisnis kecil yang menghasilkan. adalah pemilik channel seperti Nigahiga (Ryan Higa), Smosh (Ian Hecox dan Anthony Padilla) dan Shanedawsontv ( shane dawson ) dan ada cowok filipina yang kurus (lupa namanya) yang meniru-niru gaya video klip artis hollywood tapi emang dia sangat-sangat (uuuggghh merinding mikirnya) jadi dianggap lucu oleh orang-orang tapi jujur aja saya kasihan melihatnya. Ya, nama-nama yang saya sebutkan itu merupakan top subscriber dan top view channel untuk komedi. Mereka sebenarnya menawarkan video-video parody dan satyr mengenai film-film, video klip atao isu-isu sosial politik yang bisa ditebak sangat mengejek.
Ketika saya kembali melihat berberapa video tersebut dan terkadang menglang-ngulang menontonnya seakan-akan mencari-cari sesuatu. saya mulai mendapati hal yang menarik. ya, sebenarnya bukan hal yang baru dalam benak saya. Sudah lama saya memilik pemikiran dan mungkin juga banyak orang memiliki pemikiran bahwa laki-laki memiliki humor yang lebih kental dibandingkan perempuan. Dan seakan-akan memang laki-laki yang berperan sebagai penghibur dalam suatu hubungan atau rumah tangga. kita sering menganggap ayah kita sebagai yang lucu dalam suatu keluarga, yang mencairkan suasana dalam ketegangan keluarga sementara seorang ibu lebih mengontrol dan protektif. Bahkan ada berberapa isu dimedia yang sering memojokkan perempuan dengan menyatakan "siapa bilang perempuan tidak bisa lucu".
Mungkin saya menanggapi ini seakan saya over dalam feminisme. namun fakta bahwa hal ini seharusnya lebih banyak diungkapkan mungkin bisa mengumpulkan lebih banyak respek dari kesetaraan gender. karena kenyataannya biologis kaum perempuan sebagai yang lebih lemah dalam hal fisik dibandingkan laki-laki telah banyak merugikan kaum kami. sehingga walaupun tinjauannya cukup rumit dan mungkin anda akan berpikiran jauh dengan pembahasan pertama saya, namun saya yakin saya memiliki asumsi yang vital dalam aspek image sosial gender.
THE COMEDY
Comedy sejarahnya dalam seni telah dikenal sebagai salah satu klasifikasi seni yang "merendahkan harga diri". jaman dulu orang-orang sering menganggap komedi bagi orang-orang yang tidak normal baik dalam hal fisik maupun mental. makanya orang-orang aneh yang tidak mendapatkan tempat dalam masyarakat sosialnya bekerja dalam sirkus-sirkus untuk ditertawakan dan diejek-ejek. walaupun sekarang sudah jaman yang cukup modern, tetap saja nilai komedi mengandung aspek merendahkan kita untuk menjadi hiburan bagi orang lain. seperti halnya mungkin anda melihat banci-banci atau topeng monyet yang terlihat lucu namun sebenarnya mereka harus melawan malu dan derita dari semua tekanan sosial yang ada. bahkan entertainment (hiburan) sekalipun merupakan aspek merendahkan nilai image kita dan ketika kita ditonton, orang-orang memiliki akses untuk berspekulasi dan bereaksi terhadap kita sehingga dari sana lah image kita bahkan kita sendiri dieksploitasi. Comedy menempati status hiburan yang paling bawah dengan penghargaan terendah (itu yang sering disebutkan oleh orang-orang di dunia hiburan).
namun sekarang orang tidak perlu jauh-jauh mencari komedi, karena ada media internet dan dunia menjadi global, orang-orang bisa mudah berbagi sisi humornya sendiri dengan frekuesi yang lebih banyak. seperti halnya orang-orang yang berada di youtube tersebut. Namun ada sesuatu yang mengganggu pemikiran saya. banyak laki-laki yang berada di youtube tersebut ketika mereka berlaku seperti perempuan tidak diragukan mereka itu lucu. namun kenapa tidak selucu ketika perempuan berlagak seperti lelaki (Joan of Arc). perempuan justru dikatakan gagah dan perkasa ketika menjadi laki-laki, namun kenapa ketika laki-laki berlaku sedikit metroseksual saja atau sedikit feminimsme atau keluar dari "kodrat kelaki-lakiannya" sudah dianggap lucu dan orang pun sering berspekulasi bahwa itu hal yang gay. padahal image metroseksual dan feminim pada laki-laki walaupun berhubungan erat, gay itu bukanlah masalah image atau kesukaan yang menjadi yang utama, namun orientasi seksual dan psikologis. (tidak semua feminim boys atau metro boys itu homo, kebanyakan merupakan orang-orang maskulin dan sangat laki-laki). Itulah yang akan saya angkat untuk wacana ini, untuk seterusnya kebanyakan saya akan membahas masalah image gender
Image Gender
kebanyakan dari laki-laki yang berlagak sedikit feminim saja sudah dianggap sebagai komedi. contohnya seperti banci-banci yang mengamen ataupun acara-acara komedi yang kita lihat dimana-mana. realitanya kita tidak tahan melihat laki-laki yang melepaskan topeng kelakiannya dan "merendahkan harga dirinya" untuk menghibur kita. dan bukan semata-mata hanya meniru feminisme saja, ketika laki-laki berada diluar jalur kodratnya sebagai laki-laki yang tangguh saja sudah dianggap lucu.